https://journal.ukmc.ac.id/index.php/jlsd/issue/feedJournal of Life Span Development2023-10-20T00:00:00+00:00Diana Putri Arinidiana_putri@ukmc.ac.idOpen Journal Systems<p>.</p> <p> </p>https://journal.ukmc.ac.id/index.php/jlsd/article/view/957POSITIVE THINKING TRAINING TO IMPROVE SELF-CONCEPT AMONG FOSTER ADOLESCENTS2023-07-22T07:06:09+00:00Tiara Dias Aristatiaradiasa@gmail.comSri Muliati Abdullahsrimuliatiabdullah@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan berpikir positif terhadap tingkat konsep diri pada remaja di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi X Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 12 orang remaja yang memiliki skor konsep diri dengan kategori rendah dan sedang, terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan subjek untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan teknik <em>random assignment</em>. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>pretest-posttest control group design</em>. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa skala konsep diri, observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>Mann Withney-U</em> untuk melihat perbedaan tingkat konsep diri pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dan <em>Wilcoxon Rank Test</em> untuk melihat perbedaan skor konsep diri pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan berpikir positif. Hasil analisis<em> Mann Withney-U </em> menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada skor konsep diri kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai Z = -2,342 dan p = 0,019. Hasil <em>Wilcoxon Rank Test </em>menunjukkan perbedaan signifikan pada skor konsep diri kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan berpikir positif dengan nila Z= -2,207 dan p = 0,027. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan berpikir positif dapat meningkatkan konsep diri pada remaja di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi X Yogyakarta. </p>2023-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Journal of Life Span Developmenthttps://journal.ukmc.ac.id/index.php/jlsd/article/view/1020PELATIHAN “PLANS” UNTUK MENINGKATKAN EFIKASI DIRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA REMAJA2023-09-21T13:29:56+00:00Rahayu MikuatiIamrahayu@gmail.com<table width="584"> <tbody> <tr> <td width="415"> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan PLANS<br>terhadap tingkat efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir pada siswa pesantren X di Palembang. Responden penelitian ini berjumlah 12 terbagi dalam dua kelompok yaitu eksperimen dan control dipilih melalui teknik random sampling. Desain yang digunakan dalam peneltian ini adalah <em>pre test </em>dan <em>post test </em><em> </em><em>control group design </em>menggunakan skala efikasi diri sebagai pengumpulan data, observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah Mann <em>Whitney-U</em> untuk menganalisis tingkat efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir pada<br>kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan melakukan analisis tambahan menggunakan <em>Wilcoxon T-Test </em>melalui SPSS 16 untuk menganalisis tingkat efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir pada kelompok eksperimen. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat efikasi diri dalam pengambilan keputusan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok control dengan nilai Z= -2.562 d (p<0.05), adapun tingkat efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir pada kelompok eksperimen menunjukkan koefisien -2,207<br>(p<0.05), hal ini menunjukkan bahwa pelatihan PLANS dapat memberi pengaruh untuk meningkatkan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir siswa yang tinggal di pesantren.</p> <p> </p> </td> </tr> </tbody> </table>2023-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Journal of Life Span Developmenthttps://journal.ukmc.ac.id/index.php/jlsd/article/view/958Digital School in Indonesia: An Illustration of Harnessing Digital Technology in Facilitating Learning Environment2023-07-22T07:04:44+00:00Muhammad AkbarAkbar0310@gmail.com<p>Across many regions and settings, digital technology is becoming a prominent element of education provision and practised. The ubiquity of smartphones, tablets, internet usage and other types of computers are popular daily devices in a large percentage of the population worldwide. Governments in almost all countries worldwide have now formulated policy agendas to encourage and enable the use of emerging technology in classrooms, schools, and universities. In particular, the Indonesian Ministry of Education and Culture (MOEC) collaborated with the Ministry of Communication and Information Technology of Indonesia to design a Digital School Program in the Indonesian educational landscape (SMK Kemdikbud, 2019). Digital school is an Indonesian national program to harness digital technologies in the educational landscape by giving facilities such as laptops, projectors and information and communication technology (ICT) devices to the teachers and students (MOEC, 2019). In particular, the school in the frontier, outermost, and disadvantaged areas will be prioritised to receive assistance and those facilities (SMK Kemdikbud, 2019). This means that the Indonesian government prepared a prodigious national budget to facilitate teaching and learning to be more inclusive and accessible by integrating educational technologies.</p>2023-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Journal of Life Span Developmenthttps://journal.ukmc.ac.id/index.php/jlsd/article/view/1025Program Pengasuhan dalam Mengembangkan Kompetensi Sosial pada Anak Usia Dini2023-10-01T12:09:31+00:00hanifah sabilahhanifahsabila1711@gmail.com<table width="584"> <tbody> <tr> <td width="415"> <p>Fenomena mengakses <em>smartphone </em>kini semakin meningkat di kalangan remaja yang rentan terpengaruh. Hal ini dapat membuat remaja memiliki kecenderungan kurang peka terhadap kehidupan sosial serta kurang menghargai orang lain didekatnya. Padahal dalam perkembangan remaja memerlukan orang lain untuk kebutuhan individunya dan kehidupan sosialnya, untuk itu kecerdasan sosial perlu dimiliki pada tahap perkembangan ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menganalisa hubungan kecerdasan sosial terhadap <em>phubbing </em>pada remaja di usia Sekolah Menengah Pertama di kota Palembang. Jumlah sampel dalam tahap penelitian digunakan sebanyak 261 orang. Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert. Berdasarkan uji korelasi <em>Pearson Product Moment,</em> diperoleh korelasi (r) = -0,269; p = 0,000; p < 0,01. Nilai <em>Pearson Correlation</em> -0,269. Berdasarkan data dari tabel tersebut untuk nilai p values pada sig.2 tailed sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Data tersebut menunjukkan adanya korelasi antara kecerdasan sosial dan <em>phubbing</em> dimana koefisien tersebut berarah negatif dan berkategori lemah. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan mengenai hubungan kecerdasan sosial terhadap phubbing pada siswa SMP, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Tingkat kecerdasan sosial pada siswa SMP berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 64,37%. (2) Tingkat <em>phubbing</em> pada siswa SMP berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 67,82%. (3) Hasil uji hipotesis diperoleh bahwa ada hubungan kecerdasan sosial terhadap <em>phubbing</em> pada siswa SMP. Dimana semakin sering siswa SMP berinteraksi dengan lingkungannya maka <em>phubbing</em> siswa SMP akan semakin rendah. </p> </td> </tr> </tbody> </table>2023-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Journal of Life Span Developmenthttps://journal.ukmc.ac.id/index.php/jlsd/article/view/1017RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE AND PHUBBING IN EARLY ADOLESCENCE2023-09-20T22:42:01+00:00Christin Panjaitancristalfunnyy2512@gmail.com<p><em>Fenomena mengakses smartphone kini semakin meningkat di kalangan remaja yang rentan terpengaruh. Hal ini dapat membuat remaja memiliki kecenderungan kurang peka terhadap kehidupan sosial serta kurang menghargai orang lain didekatnya. Padahal dalam perkembangan remaja memerlukan orang lain untuk kebutuhan individunya dan kehidupan sosialnya, untuk itu kecerdasan sosial perlu dimiliki pada tahap perkembangan ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menganalisa hubungan kecerdasan sosial terhadap phubbing pada remaja awal di usia Sekolah Menengah Pertama di kota Palembang. Jumlah sampel dalam tahap penelitian digunakan sebanyak 261 orang. Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert. Berdasarkan uji korelasi Pearson Product Moment, diperoleh korelasi (r) = -0,269; p = 0,000; p < 0,01. Nilai Pearson Correlation -0,269. Berdasarkan data dari tabel tersebut untuk nilai p values pada sig.2 tailed sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Data tersebut menunjukkan adanya korelasi antara kecerdasan sosial dan phubbing dimana koefisien tersebut berarah negatif dan berkategori lemah. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan mengenai hubungan kecerdasan sosial terhadap phubbing pada remaja awal, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Tingkat kecerdasan sosial pada remaja awal berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 64,37%. (2) Tingkat phubbing pada remaja awal berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 67,82%. (3) Hasil uji hipotesis diperoleh bahwa ada hubungan kecerdasan sosial terhadap phubbing pada remaja awal. Semakin tinggi kecerdasan sosial maka semakin rendah phubbing pada remaja awal.</em></p>2023-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Journal of Life Span Developmenthttps://journal.ukmc.ac.id/index.php/jlsd/article/view/1026Proses Pembelajaran dan Perkembangan Kognisi Menurut Perspektif Jean Piaget2023-10-01T12:16:17+00:00Kusumasari Kartika Damayantikusumasari.kartika_uin@radenfatah.ac.id<table> <tbody> <tr> <td> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi teori perkembangan kognisi dan proses belajar dari Jean Piaget. Untuk memahami teori tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari beberapa literature yang kemudian dianalisis secara kuallitatif. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Jean Piaget menggunakan pendekatan biologi dalam menjelaskan perkembangan kognisi individu. Pada perkembangan kognisi individu, terdapat empat tahap perkembangan, yaitu sensori-motorik, praoperasional, operasional konkrit, dan formal operasional. Untuk proses pembelajaran, tahap perkembangan kognisi pada individu berkontribusi pada pembelajaran berdasarkan pada tingkat pendidikan. Pembelajaran individu terjadi pada proses adaptasi kognisi dan kognisi ekuilibrium (yaitu: asimilasi dan akomodasi). Dalam hal ini, pihak sekolah bisa bekerjasama dengan orang tua untuk memfasilitasi lingkungan yang aktif dan kritis untuk meningkatkan pengembangan pengetahuan siswa sesuai dengan tahap perkembangan kognisi siswa.</p> <p><em> </em></p> </td> </tr> </tbody> </table>2023-10-04T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 Journal of Life Span Development