Analisis Kadar Merkuri (Hg) Pada Rambut Pekerja Tambang Di Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Di Kabupaten Kuansing

Authors

  • Karolina Rosmiati Akademi Kesehatan John Paul II Pekanbaru
  • Dina Silvia Akademi Kesehatan John Paul II Pekanbaru

DOI:

https://doi.org/10.32524/jksp.v4i2.285

Keywords:

mercury, hair, gold mining

Abstract

Mercury is a harmful and toxic heavy metal in the form of silver-white odorless liquid which is slightly volatile at room temperature. It is commonly used by communities in illegal mining to obtain gold. Amalgamation processes were conducted by adding small quantities of mercury to ores which consequently generate amalgam.  Amalgam is subsequently extracted through a smelting process to obtain gold. Skin contact and accidental inhalation can lead to mercury exposure. Hair is one of the biomarkers indicating mercury exposure. The purpose of this study was to analyze the mercury (Hg) levels in illegal gold mining workers’ hair in Kuansing District. A purposive sampling technique was applied with the inclusion criteria were ? 30 years old male, ? 5 years of work period and ? 7 hours work duration in a day, never applied hair dye, and were willing to be the samples. 10 samples of mining workers’ hair were initially prepared with a wet digestion method using HNO3 and HCl. Concentration of mercury was analyzed with Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) at a wavelength of 253.7 nm. The absorbance measurement of standard series solution obtained a linear equation y = 217.481x + 17.121 with correlation coefficient of 0.999. Analysis of mercury levels in 10 hair samples indicated the highest level obtained was 0.0312 ppm, in sample code C and the lowest level was 0,00008 ppm. The permissible limit of mercury exposure in human hair regulated by WHO is 1-2 ppm, thus the mercury levels found were not above the threshold

References

Adhani, R. and Husaini, 2017. Logam Berat Sekitar Manusia. In: S. Kholishotunnisa, ed. 2nd ed. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.pp.31–32.

Asmorowati, D.S., Sumarti, S.S. and Kristanti, I., 2020. Perbandingan Metode Destruksi Basah dan Destruksi Kering untuk Analisis Timbal dalam Tanah di Sekitar Laboratorium Kimia FMIPA UNNES. Indonesian Journal of Chemical Science, 9(3), pp.170–171.

Desimal, I., 2018. Hubungan Pertambangan Emas dengan Kadar Merkuri dalam Rambut Penambang di Desa Kedaro Sekotong Lombok Barat. Jurnal Sangkareang Mataram, 4(1), pp.56–59.

Habibia, A.M., Yundiarto, F., Sania, H., Putri, K.P.A. and Ramadhan, W.B., 2021. Penyakit Parkinson Akibat Merkuri pada Pekerja Penambangan Emas Skala Kecil. 2(1), pp.170–176.

Handayani, C. and Zulhidayati, R., 2017. Validasi Metode Analisa Kadar Timbal (Pb) dalam Rambut Karyawan SPBU di Indarung. Chempublish Journal, 2(1), pp.54–55

Maria Nuraeni. (2020). Perbandingan Nilai Hematokrit Darah Vena Metode Automatik Dan Darah Kapiler Metode Mikro HematokriT. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP), 3(2), 296-300. https://doi.org/10.32524/jksp.v3i2.220

Mahmud, M., Lihawa, F., Banteng, B., Desei, F. and Saleh, Y., 2018. Konsentrasi Merkuri Pada Rambut Kepala Dan Kesehatan Masyarakat Pada Lokasi Penambangan Emas Tradisional Buladu Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 8(2), pp.235–240.

Nasir, M., 2019. Spektrofotometri Serapan Atom. 1st ed. Banda Aceh: Syiah Kualu University Press.

Pinontoan, S.P.M., Contra, A.J. and Kabuhung, A., 2018. Gambaran Kadar Merkuri Pada Rambut Pekerja Tambang di Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Desa Tatelu Kecamatan Dimembe. jurnal KESMAS, 7(5), p.5.

Prihantini, N.N. and Hutagalung, P., 2018. Paparan Merkuri Pada Pekerja Di Industri Kosmetik Dalam Kaitan Dengan Gangguan Kesehatan. Jurnal Ilmiah Widya, 4(3), pp.332–335.

Putri, G.E., 2017. Gejalan Kesehatan Yang Diderita Penambang Emas Akibat Proses Penambangan Emas Menggunakan Merkuri (Hg). Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 8(1), pp.75–76.

Rahman, H., Wilantika, I. and Latief, M., 2019. Analisa Kandungan Merkuri Pada Krim Pemutih Ilegal Di Kecamatan Pasar Kota Jambi Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Jurnal Farmasi Indonesia, 16(1), pp.61–62.

Rusnawati, Yusuf, B. and Alimuddin, 2018. Perbandingan Metode Destruksi Basah Dan Destruksi Kering Terhadap Analisis Logam Berat Timbal (Pb) Pada Tanaman Rumput Bebek (Lemna Minor). Prosiding Seminar Nasional Kimia 2018, 8(2), pp.73–76.

Solikha, D.F., 2018. Analisis kadar Fe2+ Dari Suatu Sampel Limbah Laboratorium X Di Kota Bandung Menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis Jenis Spectronik-20. Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(8), pp.27–38.

Susanty and Bachmid, F., 2016. Perbandingam Metode Ekstraksi Maserasi Dan Refluks Terhadap Kadar Fenolik Dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays L.). Jurnal Konversi, 5(2), pp.90–91.

Soemirat, J. and Ariesyady, H., 2017. Toksikologi Lingkungan. In: J. Soemirat and H.D. Ariesyady, eds. 5th ed. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.pp.37–38.

World Health Organization, 1996. Analytical Toxicology. In: European Journal of Laboratory Medicine. pp.166–168.

Zaharani, F. and Salami, I.R.S., 2015. Kandungan Merkuri Pada Urin dan Rambut Sebagai Indikasi Paparan Merkuri Terhadap Pekerja Tambang Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Pasar Terusan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari Jambi. Teknik Lingkungan, 21(2), pp.169–179.

Zuhri, A., 2015. Konflik Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Petapahan kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. jom FISIP, 2(2), pp.1–15.

Downloads

Published

2021-08-30

How to Cite

Karolina Rosmiati, & Dina Silvia. (2021). Analisis Kadar Merkuri (Hg) Pada Rambut Pekerja Tambang Di Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Di Kabupaten Kuansing. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP), 4(2), 398–402. https://doi.org/10.32524/jksp.v4i2.285